قَالَ مُحَمَّدٌ هُوَ ابْنُ مَالِكِ * أَحْمَدُ رَبِّى اللَّهَ خَيْرَ مَالِكِ
Sampun Dawuh Syeikh Muhammad bin Malik
Aku Memuji kepada Tuhanku Allah sang Maha Pemilik

مُصَلِّيًا عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى * وَاَلِهِ الْمُسْتَكْمِلِيْنَ الشَّرَفَا
Rahmat Takdzim Tetap Tercurahkan Kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang Terpilih 
Dan Keluarga-Nya yang Sempurna dan Mulia.

Keterangan: 
Maksud dari kata المستكملين  ditujukan oleh Syeikh Ibnu Malik supaya setiap orang yang mengkaji Alfiyah ini mendapatkan kesempurnaan iman, dengan memperbanyak ibadah dan latihan memperaktekkan ilmu, serta meningkatkan budi pekerti yang baik. 

Setiap santri harus mengerti, bahwa sesungguhnya mempelajari Ilmu Nahwu seperti Kitab Alfiyah ini, sebagai jembatan untuk memahami makna dari Al-Qur'an dan Hadits. agar dapat mengamalkannya walau hanya sedikit demi sedikit, jadi dengan mempelajari Alfiyah ini tetep harus diingat tujuan utamanya adalah untuk mengamalkan isi kandungan Al-Qur'an dan Hadits.

وَأَسْتَعِيْنُ اللَّهَ فِى اَلْفِيَّةْ * مَقَاصِدُ النَّحْوِ بِهَا مَحْوِيَّةْ
Dan aku memohon pertolongan Allah dalam menyusun nadzam 1.000 bait,
yang ditujukan untuk membahas Ilmu Nahwu didalamya.

Keterangan: 
Kitab Alfiyah ini direncanakan untuk menjelaskan dan membahas masalah-masalah penting dalam ilmu Nahwu. Jika dihitung Bait dari kitab Alfiyah ini terdiri dari 1.002 lebih 2 bait. yang pertama ada setelah syair:
لَااَقْعُدُ الْجُبْنُ عَنِ الْهَيْجَاءِ *  وَلَوْ تَوَالَتْ زُمَرُ اْلَاعْدَاءِ

dan yang satunya lagi ada pada Bab Waqaf, yang menurut salah satu catatan itu gugur.

تُقَرِّبُ اْلاَقْصَى بِلَفْظٍ مُوْجَزِ * وَتَبْسُطُ الْبَذْلَ بِوَعْدٍ مُنْجَزِ
Semoga kitab Alfiyah ini menjadi perantara mendekatkan makna yang luas dengan lafadz yang ringkas,
dan meluaskan penerimaan ilmunya dengan janji yang pasti.

Keterangan:
Kitab Alfiyah ini diciptakan untuk mempermudah masalah-masalah dalam Ilmu Nahwu yang sulit dengan penulisan / pelafadzan yang ringkas. dan barang siapa yang sungguh-sungguh (tekun dan rajin) mempelajari Alfiyah ini akan mendapatkan apa yang seperti dijanjikan. yakni dapat memahami makna Al-Qur'an dan Hadits.

BIOGRAFI SINGKAT SYEIKH IBNU MALIK
Nama lengkap beliau adalah Syeikh Abu Abdillah Muhammad Jamaluddin bin ‘Abdullah bin Malik Al-Andalusi, (dikutip dari Kitab Syarh Ibnu Aqil).

Beliau lahir pada tahun 600 Hijriyah di kota Jayyan, kota tersebut merupakan salah satu kota di Andalusia tengah. Beliau mengawali pembelajarannya yaitu dengan menghafalkan al-Qur’an sebanyak 30 juz, sebagaimana kebiasaannya ulama terdahulu.

Dengan memulai mencari ilmu membaca al-Qur’an, lalu diikutinya dengan belajar beberapa macam pelajaran, terutama kitab-kitab yang membahas ilmu nahwu dan bahasa. 

Bahkan Ibnu Jazari pernah menyebutkan bahwa Imam Ibnu Malik itu tidak diketahui dari mana guru bahasa arab dan qiro’ahnya, akan tetapi Imam Ibnu Malik itu belajar bahasa arab dan qiro’ahnya dinegaranya dari gurunya Tsabit bin Khiyar, dan juga pernah belajar pada ustadz Abi Ali Asy-Syalubin kira-kira selama 20 hari.

Seiring dengan usia yang bertambah, Imam Ibnu Malik sangat rajin dan penuh semangat. Beliau bertekad untuk mendalami ilmu-ilmu keislaman yang populer dimasanya seperti ilmu hadits dan ilmu tafsir.

Pada tahun 649 hijriyah, Imam Ibnu Malik hijrah ke Damaskus, sebuah kota dimana Imam Ibnu Malik pertama kali singgah ketika sedang mengalami pergeseran kekuasaan. 

Di Damaskus, Imam Ibnu Malik justru meninggalkan tujuan utamanya, yang awalnya adalah ingin mendalami ilmu tafsir dan ilmu hadits. Akan tetapi belakangan beliau cenderung beralih untuk mendalami ilmu nahwu dan sharaf. 

Perubahan tujuan mendalami keilmuan beliau dilatar belakangi oleh rasa ingin tahu tentang fenommena struktur bahasa arab yang beliau temui berbeda antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. 

Padahal, gramatikal arab sangat penting perannya dalam memahami al-Qur’an dan hadits sebagai sumber keilmuan.


Adapun guru-guru Imam Ibnu Malik yaitu:
  1. Tsabit Ibnu Khiyar (Spanyol)
  2. Abi Ali Asy-Syalubin (Spanyol)
  3. Syekh Sakhowi (Damaskus)

Sudah tidak diragukan lagi bahwa Imam Ibnu Malik itu belajar pada kitab-kitab terdahulu dari beberapa ulama nahwu yang berada di Bashroh, Kufah, Baghdad dan ulama yang datang setelahnya. 

Kemudian beliau mendapatkan faedah dari beberapa ulama tersebut sehingga terbentuklah kitab, terutama kitab yang menjelaskan tentang nahwu dan shorof (tashrif).


Adapun murid-murid Imam Ibnu Malik adalah:
  1. Badruddin (putranya Imam Ibnu Malik) yang terkenal dengan sebutan Ibnu Nadzim. Badruddin mempunyai karya dengan mensyarahi nadzam Alfiyah Ibnu Malik karya dari ayahnya sendiri.
  2. Al-Qodi Syarofuddin Abi al-Qosim Hibbatulloh bin Najmuddin al-Jahni, yang terkenal dengan sebutan Ibnu al-Barizi.
  3. Ahmad bin Sulaiman bin Abi al-Khasan.

Sedagkan karya-karya yang pernah dikarang oleh Imam Ibnu Malik yaitu:
  1. Beliau pernah mengarang kitab al-Kafiyah Asy-Syafiyah berupa nadzam sebanyak 3000 bait yang menjelaskan ilmu nahwu dan shorof.
  2. Kemudian kitab al-Kafiyah Asy-Syafiyah disyarahi oleh beliau sendiri dengan nama kitab al-Wafiyah fi Syarhi al-Kafiyati Asy-Syafiyah.
  3. Kemudian Imam Ibnu Malik mengarang lagi nadzam sebanyak 1000 bait yang diberi nama al-Khulashoh atau yang lebih dikenal dengan nadzam Alfiyah Ibnu Malik.
  4. Kitab At-Tasyghil yang menjelaskan tentang masalah-masalah nahwu dan shorof yang didalamnya terdapat 80 bab, yang didalam bab tersebut terdapat lebih dari 200 fasal

Beliau wafat di kota Damaskus pada tahun 672 Hijriyah, dan dimakamkan dipemakamannya al-Qodhi ‘Izzuddin bin as-Sho’igh. Ada yang mengatakan beliau dimakamkan dipemakaman Ibnu Ja’wan.

Wallahu A'lam bis Shawab.

Komentar

Komentar kotor, menyinggung dan mengandung karakter yang tidak diperkenankan oleh admin akan di hapus dari Blog, Terimakasih!