اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نُوْرِ الْاَنْوَارِ ، وَسِرِّ الْأَسْرَارِ ، وَتِرْيَاقِ الْاَغْيَارِ ، وَمِفْتَاحِ بَابِ الْيَسَرِْ ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُخْتَارِ ، وَآلِهِ الْاَطْهَارِ ، وَاَصْحَابِهِ الْاَخْيَارِ ، عَدَدَ نِعَمِ اللهِ وَ إِفْضَالِهِ.

"Ya Allah limpahkanlah Rahmat-Mu kepada Cahaya dari segala cahaya, Rahasia dari setiap rahasia, Sang penawar duka, Kunci untuk segala kemudahan, Yakni junjungan kami Nabi Muhammad yang terpilih dan Kerabat beliau yang suci serta Para Sahabat beliau yang Sholeh, dengan tiada batasan nikmat dan keutamaan dari Allah SWT."

Isti'dad (persiapan) untuk melaksanakan shalat qiyamul lail telah dikumandangkan dan terdengar ke setiap penjuru asrama santri Pondok Pesantren Riyadhul Jannah, setiap pengurus yang bertugas satu persatu membangunkan santri yang masih tertidur di asrama masing-masing.

Afnan pun masih termenung didalam asramanya, fikirannya semalaman tidak dapat diajak berkompromi untuk berhenti memikirkan acara yang akan dilaksanakan pagi ini, sesekali wajah cantik itu melintas dibenak fikirannya.

Semakin menjadi-jadi sehingga semalaman dia begadang, setiap terkantuk dan memejamkan mata wajah itu selalu muncul tidak dapat menenangkan fikirannya, apalagi sekarang dia dalam tahap menghafal 1000 bait dari kitab Alfiyah ibnu Malik karangan Imam Jamaluddin Al-Andalusi yang tersohor dengan sebutan (Ibnu Malik) dengan karyanya Alfiyah Ibnu Malik murid dari Syekh Ibnu Mu'thi.

Sebagai pengurus pesantren dan ustadz dia diwajibkan untuk menghafal kitab yang terpopuler dengan Penjaga Gramatika Bahasa Arab ini.

Sebelum selesai dia memikirkan sesuatu dalam fikirannya, dia dikejutkan oleh suara Pecak/Teklek/Bakiak dari sang kyai yang sedang mendekat menghampirinya. Biasanya pada hari selasa ini kyai mewajibkan santrinya untuk membaca 7 surah dari Al-Qur'an : As-sajadah, Ad-Dukhon, Yasin, Al-Waqi'ah, Al-Mulk, Al-Insan (Ad-Dahr), Al-buruj.

Itulah amalan yang setiap hari selasa dilaksanakan mulai dari pengasuh dan pendiri pertama hingga sekarang.

Sang Kyai melangkah dengan tenang ke asrama Afnan.

"Nan.. Afnan.. sudah bangun?" Panggil Kyai Humaidi

"Belum tidur kyai" jawab Afnan

"Lho, kok belum tidur?" Kyai bertanya lagi

"Iya kyai, hari ini saya diperintahkan untuk berangkat lebih awal ke MA Al-Azhar." Jawab Afnan dengan sopan

"Heemm, iya bener itu. Kemaren sore saya dapat kabar dari Gus Miftah, kalau kamu mau diangkat jadi ketua OSIS katanya. apa bener?" Tanya kyai Humaidi

"Iya benar, Kyai. Saya belum tahu harus bagaimana dan apa yang harus saya lakukan untuk menjadi OSIS di MA Al-Azhar kyai.

Saya juga memastikan visi dan misi yang saya buat akan terlaksana atau hanya akan tinggal kata-kata saja, kyai." Keluh Afnan kepada sang Kyai.

Kyai hanya tersenyum dan memandangi wajah santri kesayangannya itu, beliau tahu betul akan keraguan dan kegelisahan hati santrinya. Beliau hanya menunjuk ke kitab Nashaihul 'Ibad karangan Imam Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, beliau dawuh:

إِذَا تَمَّ الْاَمْرُ بَدَا نَقْصُهُ

"Tatkala sempurna suatu perkara maka akan tampak kekurangannya"

"Tidak ada yang sempurna didunia ini, nak. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, kita hanya dapat berusaha namun keputusan dan ketentuan tetap hak mutlak bagi Allah SWT." Dawuh sang Kyai mengingatkan santrinya untuk mengkaji ulang kitab yang ada didepannya.

"Inggeh, Kyai. InsyaAllah saya akan berusaha semaksimal mungkin agar tetap menjadi yang terbaik" Jawab Afnan

"Amiin, Segera ke mushollah ya. Santri sudah nunggu siap-siap untuk melaksanakan shalat malam dan lanjutkan sholat subuh berjamaah setelah itu baca 7 surah (Munjiyyah) seperti biasanya."

"Aku ada keperluan ke luar kota, jadi jaga anak-anak santri. InsyaAllah nanti malam sebelum jam 00.00 sudah datang, kamu jangan begadang terus nak, setelah ini jadwal dan aktifitasmu jauh lebih padat, jaga kesehatan." Pesan Ky. Humaidi kepada Afnan.

Setelah selesai berdialog dengan Afnan sang Kyai beranjak meninggalkan asrama dan bersiap berangkat ke luar kota, Afnan yang masih termenung bersila tidak bergeming sedikitpun dari tempat duduknya.

Dia masih memikirkan apa yang harus disampaikan besok pada acara pelantikan OSIS di MA Al-Azhar, sejenak dia memejamkan mata dengan harapan ada pencerahan dalam fikirannya.

Namun apadaya terlintas kembali wajah yang sudah tidak asing lagi sejak semalam mengganggu fikirannya, secepat kilat dia membuka matanya dengan membuat nafas kasarnya.

Dia mencoba untuk tenang dan bertawassul kepada Nabi, Kerabat, Sahabat, Kyai Sepuh dan Ayahnya sebagai guru pertama dalam hidupnya, setelah itu dia mencoba memajamkan mata lagi setelah selesai membaca surah Al-Fatihah sebanyak tiga kali.

"Ya Allah, berikan hamba petunjuk sebagaimana Engkau telah menunjukkan jalan yang lurus kepada Nabi dan Orang-orang Shaleh terdahulu."

Sekejab dia memjamkan matanya dan terlintas wajah kebanggaannya seorang ayah yang telah merawatnya dari kecil bersama dengan Kyai Sepuh duduk didepannya dan berkata:

"Nak! Kerjakanlah apa yang harus kau kerjakan, Tempatilah apa yang  harus kau tempati, Jalanilah apa yang harus kau jalani. Selama itu tidak menyalahi aturan Syari'at Agama."

Seketika Afnan membuka matanya dengan wajah tersenyum yang semenjak kemaren hingga tadi malam serius tiada habisnya.

"Alhamdulillah, semoga tidak salah dalam melangkah." Gumam Afnan dalam hatinya

Hendak memejamkan matanya karena sudah merasa lelah dan mengantuk sekali, Anton yang sedari tadi menunggunya untuk berangkat ke mushollah menghampirinya.

"Nan, Ayo berangkat ke mushollah. Kyai tadi berpesan kamu yang ngisi dan mimpin anak -anak santri qiyamul lail sampai sholat subuh nanti." kata Anton menegaskan

"Iya, Ton. Ini aku siap-siap dulu, kamu berangkat dulu sana. Kebur tidur lagi anak-anak." jawab Afnan dari dalam kamarnya.

"Oke, aku tunggu di mushollah ya. Jangan mikirin Afina terus, besok kan ketemu, hahaha.." sahut Anton membuat Afnan tersenyum simpul.


*****


Di Ponpes Riyadhul Jannah putri semua santriwati sudah berkumpul dan menunggu aba-aba juga tak kunjung datang dari speaker yang tersambung ke mushollah putra untuk segera melaksanakan shalat lail, sedangkan jam sudah menunjukkan 03.15 WIB. menandakan sebentar lagi sudah akan mendekati waktu imsakiyyah wilayah jember.

Sembari menunggu dan mendengarkan bacaan isti'dad dari santri putra, santri putri pun berkumpul. Semua ustadzah yang se-angkatan dengan Afnan juga sudah berkumpul setelah selesai membangunkan santri putri.

Salah satu dari mereka ada yang membahas tentang acara pelantikan OSIS di MA Al-Azhar yang akan dilakukan pagi ini.

"Dari kabar yang aku dengar Mbak, ketua OSIS yang akan ditunjuk langsung oleh jajaran guru MA Al-Azhar ini, Kak Afnan katanya." Salahsatu ustadzah  berkata

"Bagus dong, nantinya kita kan tidak terlalu canggung untuk mengutarakan pendapat. Yang mana kan yang jadi ketua dari Ponpes Riyadhul Jannah, Iya kan?" sahut pengurus yang lain

"Iya sih, Namun bukan hanya itu yang akan jadi perhatian nantinya. Ustad kita yang satu ini terdengar akan CINLOK dengan calon sekretarisnya lho, hihihi" ustadzah yang lain menimpali

"Heemmm, memang santri di Riyadhul Jannah kurang cantik yaa? disini kan juga banyak. Kenapa harus cari di Al-Azhar?" tiga ustadzah bertanya serempak

Sebelum ada yang menimpali lagi, dari speaker sudah terdengar suara Afnan yang memberikan aba-aba untuk melaksanakan shoalt lail.

"Kepada seluruh santri Ma'had Riyadul Jannah, baik putri maupun putra saya mewakili Kyai memohon maaf karena pada kali ini beliau tidak dapat memimpin langsung kegiatan, beliau berpesan kepada saya agar semua santri dapat melaksanakan kegiatan sebagaimana mestinya." Afnan mengawali khitobnya

"Selain itu, saya juga mohon maaf karena telat, karena ada alasan tertentu tadi sebelum ke mushollah. Baiklah sebelum waktu imsak tiba, diharap semunya melaksanakan Shalat Tahajjud 2 Raka'at, Shalat Hajat 2 Raka'at setelah itu Tadarus Al-Qur'an serta Dzikir untuk menunggu waktu sholat subuh." Isi Khitob Afnan seperti biasanya disaat mewakili sang kyai

"Hemmm, Sebelum melaksanakan ibadah. Saya peribadi memohon bantuan kepada santriwan dan santriwati untuk mendoakan saya agar apapun yang akan dilaksanakan dan direncanakon esok pagi semuanya berjalan lancar, Syukron." sembari menutup khitobya Afnan, pada saat itu juga membuat teman-temannya saling memandang satu dan lainnya.

Bersambung

Baca bab selanjutnya/preview/button/#ff5722

full-width

Komentar

Komentar kotor, menyinggung dan mengandung karakter yang tidak diperkenankan oleh admin akan di hapus dari Blog, Terimakasih!